Berlatar belakang musim panas tahun 1994 di sebuah hutong (gang sempit) di Beijing bagian utara, cerita dibuka ketika seorang gadis ditemukan tewas di dalam sumur—dengan semua petunjuk yang menunjukkan bahwa kematian itu merupakan pembunuhan yang disamarkan sebagai bunuh diri. Warga mulai hidup dalam bayang‑bayang ketakutan ketika korban‑korban lain mengikuti jejaknya, dan rumor tentang pembunuh berantai yang bersembunyi di gang tersebut mulai menyebar.
Para petugas kepolisian yang ditugaskan—veteran detektif Ran Xi bersama rekannya yang lebih muda, Zhao Gan’e—berusaha memecahkan kasus dengan metode penyelidikan tradisional di medan yang sangat terbatas: gang‑gang yang sempit, tanpa kamera pengawas, tanpa teknologi modern seperti identifikasi forensik yang sekarang dianggap lazim. Di tengah kekurangan alat dan tekanan meningkatnya korban, mereka juga menghadapi konflik internal, pengkhianatan lokal, dan ketidakpercayaan warga yang mulai mempertanyakan motif investigasi.
Seiring penyelidikan berjalan, setiap lorong, pintu rumah yang patah, dan bisikan malam membawa Rahasia Yakni: pelaku mungkin bukan orang luar, namun seseorang yang sudah lama hidup di antara mereka. Dalam perjalanan itu, Ran Xi dan Zhao Gan’e tidak hanya berburu pembunuh, tetapi juga menghadapi “jalan buntu” dalam kehidupan mereka sendiri—ketika masa lalu, trauma, dan keinginan untuk keadilan tak dapat dijalankan dengan cara biasa.