Setelah melalui permainan brutal melawan para pemegang kartu wajah di musim kedua, Arisu dan Usagi akhirnya menemukan sedikit cahaya dari misteri yang selama ini menyelimuti Borderland. Namun, kebebasan yang tampak di depan mata tidak serta-merta menjadi akhir. Season ketiga membuka kisah dengan munculnya keraguan baru: apakah dunia yang mereka tempati kini adalah kenyataan sesungguhnya, atau hanya lapisan lain dari permainan yang lebih besar?

Arisu, yang masih dihantui rasa bersalah atas kehilangan sahabat-sahabatnya, mulai mempertanyakan apa makna kemenangan jika hidup yang dijalani hanyalah ilusi. Sementara itu, Usagi berusaha menjadi jangkar harapan, meyakinkan bahwa masih ada alasan untuk terus melangkah, meski kepastian tidak pernah jelas. Dunia Borderland berubah, tidak lagi hanya sekadar arena permainan, tetapi menjadi refleksi jiwa para pesertanya, memperlihatkan trauma, penyesalan, dan harapan terdalam yang membentuk siapa mereka sebenarnya.

Musim ketiga membawa penonton menyelami sisi filosofis dari permainan: siapa yang menciptakan Borderland, untuk apa semua penderitaan ini, dan apa harga sebenarnya dari sebuah kebebasan. Arisu dan Usagi akan dipaksa menghadapi pilihan yang jauh lebih sulit daripada sekadar mempertaruhkan nyawa, karena kali ini taruhan mereka adalah ingatan, identitas, bahkan kenyataan itu sendiri.

Dengan atmosfer yang semakin intens, Alice in Borderland Season 3 menawarkan jawaban atas misteri besar yang telah membayangi sejak awal, sekaligus menutup atau justru membuka siklus baru bagi para karakter yang tersisa